Sunday, January 27, 2013

Bolos Upacara

Hari senin pagi merupakan hari yang tidak mengenakkan bagi hampir semua orang, baik bagi para pekerja atau pun para pelajar. Bagi para pekerja biasanya karena harus memulai aktivitas kerja dengan berbagai beban kerja setelah week end. Bagi pelajar, selain karena harus melakukan aktivitas belajar setelah libur di hari minggu, kemalasan yang dialami adalah ketika harus mengikuti upacara bendera. Pertama, harus bangun lebih pagi agar tidak telat mengikuti upacara bendera. Kedua, harus kuat berdiri lumayan lama untuk mengikuti upacara bendera yang tiap kali upacara isinya juga itu-itu aja. Ketiga, ketika sudah bangun pagi, berlama-lama mengikuti upacara bendera, tapi akan tetap saja ditangkap oleh guru BP jika tidak pakai topi sekolah, hhmmmm...ngebayangin aja udah males..hehe. Salah satu jalan untuk terbebas dari itu semua ya kagak ikut upacara. Caranya, ya sembunyi. Dimana?ya dimana aja, hehe.
Kejadian seperti uraian singkat di atas juga pernah saya alami. Urusan sembunyi-sembunyian biasanya saya sembunyi di sekretariat pecinta alam di SMA saya. Kebetulan saya yang pegang kuncinya. Kebetulan juga saya ketua pecinta alamnya pada saat itu. Pokoknya serba kebetulan dan serba pas banget. Tapi, itu semua bisa berjalan lancar kalo datang ke sekolanya lebih pagi, tapi kalo datangnya siang, ya cari lokasi lain, lha wong sekretariatnya seberangan ama lapangan upacara. Ceritanya dimulai ketika saya duduk di kelas 2. Datang ke sekolah kesiangan karena angkotnya lelet kayak bekicot. setelah berkecimpung sekian lama dengan angkot akhirnya saya sampai juga di sekolah dengan kondisi teman-teman sudah berbaris di tengah lapangan. Oh ya, bagi murid yang ketahuan telat datang saat upacara akan dipanggil ke ruang BP dan ditanya ini itu bla..bla..bla..dan bikin surat pernyataan tidak akan mengulangi lagi. serba repot kan?. jadi langkah yang saya lakukan ya harus sembunyi. Di kantin? terlalu umum dan tidak aman. Di toilet? sudah bukan tempat yang aman lagi karena para guru sudah memantau lokasi itu. Akhirnya yang paling aman adalah di lantai 2 gedung sekolahan, karena kalo ada guru yang naik maka kami bisa lompat lewat jendela kelas dan sembunyi di atas genting lantai 1, hehe, dan alhamdulillah beberapa kali kejadian, tempat tersebut masih aman sentosa.
Namun, kejadian kali ini berbeda. Pada dasarnya lokasinya tetap aman, namun selama dalam persembunyian perasaan enggan masuk kelas tiba-tiba muncul. Pengennya sih bikin surat ijin terus keluar dari sekolah dan pulang ke rumah. Sejurus kemudian surat ijin ditulis dan selesai, stock amplop di tas pun masih ada dan semua beres ketika surat tersebut saya titipkan ke temen saya yang juga sama-sama sembunyi. Perlahan saya turun dari lantai 2 dengan memperhatikan kemungkinan adanya guru yang lewat. Perlahan, dan akhirnya saya sampai di lapangan basket belakang kelas dan berlari mengarah pintu gerbang belakang. Posisi sudah sangat dekat dengan pintu gerbang belakang. Saya sudah berada di belakang gedung kelas 1. Eh..tiba-tiba pas saya ngintip ke gerbang belakang ternyata sudah ada guru di sana, dan sialnya dia juga tahu kalo ada saya yang sedang ngintip. Hhmmmm...apes banget. Tanpa pikir panjang, saya langsung lari balik arah, karena saya tahu kalo guru tersebut juga langsung mengejar saya setelah lihat saya. Gila kalo seandainya saya harus lari melewati lapangan basket karena itu sama saja dengan bilang "Hai Paaak..!!! saya disini". Akhirnya dengan terpaksa saya sembunyi dengan masuk ke ruang kelas 1-7. Kelas saya dulu ketika masih kelas 1. Setelah saya masuk, saya pun bingung harus sembunyi dimana, karena pasti akan sangat mudah untuk menemukan saya yang sembunyi di sebuah ruang kelas yang benar-benar kosong tanpa satu orang pun. Berfikir cepat dan cerdas. OK, akhirnya saya putus kan untuk sembunyi di bawah meja guru. Kaki kelihatan donk?. tenang saja, karena kaki saya nangkring di atas pijakan kaki di bawah meja, hehe..Tidak berapa lama akhirnya terdengar suara pintu yang terbuka, krieeek..dan setelah jeda beberapa waktu akhirnya saya mendengar suara pintu tertutup kembali. Dalam bayangan saya, sepertinya dia sedang melihat sekeliling dan seisi kelas setelah dia membuka pintu. dan syukurnya dia tidak menemukan saya..hehe.
Jam di kelas sudah menunjukkan pukul setengah 8 dan saya kira upacara sudah selesai dan akhirnya saya memberanikan diri untuk keluar kelas. Benar perkiraan saya karena anak-anak yang lain sudah berbondong-bondong balik ke kelas. Saya pun langsung jalan ngacir ke kelas saya dan teman-teman yang lain juga sudah banyak yang masuk kelas. Sebuah pertanyaan tertuju ke saya dari beberapa teman saya. lho, jare loro, kok masuk? (lho, katanya sakit, kok masuk). saya hanya tersenyum manis, dan ternyata nama saya memang sudah tertulis di papan absensi harian. tertulis, nama: asyrofi, alasan: sakit. Ternyata teman-teman cukup sigap untuk meng-copy isi surat saya ke papan absensi. Tapi saya juga tidak kalah sigap untuk menghapusnya sebelum guru datang dan menambah masalah..hehe.
Akhirnya, dengan sukarela saya harus mengikuti semua mata pelajaran pada hari itu. Tak apalah, tidak semua yang kita rencanakan dan kita lakukan itu sesuai dengan keinginan awal. Paling tidak kita sudah mencoba..hahaha.
Kalo ingat-ingat masa itu, ternyata saya lumayan bandel juga ya..hehe, semoga ilmu yang saya pelajari masih bermanfaat..amiiiin...

No comments:

Post a Comment